KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)
                     
PENGERTIAN DIVIDEN dan KEBIJAKAN DIVIDEN 
Dividen : Yaitu  Proporsi Laba atau Keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang
               saham dalam   jumlah   yang sebanding  dengan jumlah lembar saham yang
               dimilikinya.
Kebijakan Dividen : suatu keputusan apakah laba yang diperoleh  perusahaan pada akhir 
                                tahun akan dibagi kepada pemegang saham  dalam bentuk dividen
                                atau ditahan di dalam perusahaan untuk menambah modal guna
                                membiayai kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang.

6.2. JENIS-JENIS  DIVIDEN
a
Cash dividen
Cash dividen merupakan pembayaran dividen yang dilakukan secara tunai kepada para pemegang saham. Kebijakan pembayaran dividen ini diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
   
b
Property Dividend
Property Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun modal dalam perusahaan ). Perusahaan  memberikan Property Dividend  biasanya karena tidak memiliki uang tunai , atau seluruh dananya sudah diinvestasikan dalam berbagai alternative .

c
Liquidating dividend
Liquidating Dividend adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham , dimana sebagian dari jumlah tersebut merupakan cash dividen, dan sisanya merupakan cicilan  atas pengembalian modal yang diinvestasikan para pemegang saham 

d
Stock Dividend
Stocks dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.  Dividen seperti ini biasanya disebut Saham Bonus

6.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
a
Posisi Likuiditas Perusahaan
Kebijakan perusahaan  dalam membayar dividen perlu didukung oleh kemampuannya memiliki uang tunai . Bila perusahaan memiliki uang tunai yang cukup, maka perusahaan dapat membayar dividen secara tunai.

b.
Kebutuhan Dana untuk membayar Hutang ( Solvabilita perusahaan)
Bila perusahaan memiliki uang tunai, salah satu alternative yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah membayar hutang yang dimiliki perusahaan. 

c
Tingkat perluasan perusahaan & Kesempatan Investasi
d
Stabilitas Pendapatan
e
Pengawasan terhadap Perusahaan

 6.4.  KEBIJAKAN ALTERNATIF  DIVIDEN
        Pemberian dividen secara tunai (cash dividend) dapat dilakukan melalui beberapa cara:
a.       
Kebijakan pemberian dividen yang stabil
Besarnya dividen yang diberikan kepada pemegang saham jumlahnya tidak mengalami perubahan (stabil).Artinya berapapun jumlah keuntungan/kerugian yang dialami perusahaan, jumlah dividen yang dibayarkan tidak mengalami perubahan.


B
Kebijakan pemberian dividen yang meningkat
Dengan kebijakan ini perusahaan membayarkan dividen dengan jumlah yang meningkat secara proporsional sesuai dengan besaran  pertumbuhan yang
ditetapkan.

c

Kebijakan dividen dengan ratio konstan
Jumlah  dividen yang diberikan kepada investor dipengaruhi oleh besar kecilnya %   yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jadi jumlah nominalnya akan berubah sesuai dengan jumlah laba yang diperoleh, tapi secara % ( dividend payout ratio) jumlahnya tetap.

d
Kebijakan dividen regular yang rendah plus ekstra
Jumlah dividen yang diberikan berubah-ubah sesuai jumlah keuntungan yang diperoleh. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka ektranyapun semakin besar. Tapi pada saat perusahaan tidak memperoleh keuntungan, investor masih mendapatkan cash dividen, hanya jumlahnya relative kecil/rendah.

6.5. TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN
1
Teori Dividend Tidak Relevan
Menurut Modigliani dan Miller, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividen yang dibayarkan (Dividend Payout Ratio /DPR), tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadu menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini hanya berlaku dalam kondisi :
a.       Pasar Modal sempurna dimana setiap investor adalah rasional
b.      Tidak ada biaya emisi saham baru
c.       Tidak ada pajak,
d.      Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.

2
Teori The Bird in the hand
Teori ini menyatakan bahwa  “ biaya modal sendiri perusahaan akan naik bila DPR rendah karena investor lebih tertarik menerima dividend daripada  capital gain.

3
Teori Perbedaan Pajak
Karena adanya pajak ternadap dividend dan capital gain, maka investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak ( pajak dibayar kalau saham dijual)

4
Teori Signalling Hypothesis
Dalam teori ini  Modigliani & Miller mengatakan bahwa kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan “sinyal” kepada investor bahwa manajemen  meramalkan suatu penghasilan yang baik dividen dimasa yang akan datang, demikian pula sebaliknya.

5
Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.

6.6. STOCK DIVIDEND, STOCK SPLIT DAN REPURCHASING OF STOCK
  a     
STOCK DIVIDEND
Yaitu : Pembayaran dividend kepada pemegang saham tidak berupa uang tunai
            (cash dividend) tapi  dalam bentuk saham
 Pemberian dividend dengan cara “stock dividend” tidak akan merubah jumlah modal Sendiri (baik bagi perusahaan maupun bagi investor), tapi hanya  akan merubah  “ Struktur Modal Sendiri”  dari perusahaan tersebut.





Contoh :
Berikut Data Modal Sendiri PT AU AH :
Saham Biasa                 1000.000 lbr x  Rp 5000  = Rp 5.000.000.000
Agio Saham                  1000.000 lbr X Rp 500     = Rp     500.000.000            
Laba Ditahan                                                            =  Rp  1.000.000.000       
Jml Modal Sendiri                                                   =   Rp  6.500.000.000


Bila perusahaan membayar dividen dengan saham (stock dividend) sebesar 10% (20%)  senilai Rp 500. Jt :
a.       Bagaimana pengaruhnya terhadap struktur modal perusahaan ?
b.      Bila Tn Cepot memiliki 100.000 lbr saham, bagaimana pengaruhnya terhadap kekayaannya ??


b

STOCK SPLITS
Yaitu : Pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah yang lebih banyak dengan 
            pengurangan harga nominal perlembar secara proporsional
Sama halnya seperti Stock Splits, Stock Dividend juga tidal mempengaruhi jumlah Modal Sendiri, tapi hanya merubah jumlah kepemilikan saham pada investor

Berikut Data Modal Sendiri PT AU AH  sebelum Stock Splits :
Saham Biasa                 1000.000 lbr x  Rp 5000  = Rp 5.000.000.000
Agio Saham                  1000.000 lbr X Rp 500     = Rp     500.000.000            
Laba Ditahan                                                            =  Rp  1.000.000.000       
Jml Modal Sendiri                                                   =   Rp  6.500.000.000
a.      Bila perusahaan melakukan stock splits  1:2 ( two to one stock splits) atau (1:5)  , bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan ?


c
REPURCHASING OF  STOCKS
Yaitu : penarikan  kembali saham yang beredar di masyarakat, dengan cara membelinya dari para investor pemegang saham.
Penarikan Saham seperti ini biasanya dilakukan oleh pihak perusahaan apabila kesempatan untuk investasi berkurang atau tidak ada. 
Apabila perusahaan memiliki kelebihan dana (menganggur), baik diakibatkan karena tingkat keuntungan yang meningkat dan  atau kesempatan investasi tidak ada, maka alternative yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan adalah :
1.       Membayar Hutang
2.       Membayar Dividend
3.       Menarik kembali Saham yang beredar di masyarakat , dengan cara :
-. Tender Offer ( Over The Counter) yaitu mengumumkan penarikan saham 
    langsung kepada masyarakat  
-. Pembelian di Bursa yaitu melakukan penarikan dengan cara membeli
    saham yang beredar yang diperdagangkan di lantai bursa.

Untuk menarik investor agar bersedia menjual sahamnya , maka perusahaan harus menawarkan harga saham yang wajar ( Equilibriun Market) , yaitu dengan cara :

                     EMP = P =  Px   +   

 Keterangan : EMP  = Equilibrium Market Price
                            P     = Harga yang ditawarkan
                            Px   = Harga Pasar            
         
Contoh :
PT AU AH memperoleh laba bersih setelah pajak (EAT) Rp 750 jt, dengan dividend pay out ratio (DPR)  50% dan Price Earning Ratio (PER)  15x  ( atau 20x), berapa harga pasar yang wajar ?











+
















Read more ...

Adopsi IFRS

Mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Suatu perusahaan, tentunya, akan memiliki daya saing lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global.
.
Di seluruh dunia, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni Eropa (ya iyalah), Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hong Kong, Filipina dan Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya.
.
                                                     Contoh IFRS Timeline for Adoption
.
Di Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan hal yang sangat penting. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik. Mampukah para akuntan menghadapi perubahan yang secara terus-menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global terhadap informasi keuangan? Bagaimanakah persiapan Indonesia untuk IFRS ini?
.
Sejak tahun 2004, IAI telah melakukan harmonisasi antara PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai pada 2012. Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas bisnis di Indonesia.
.
Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi, lintas negara. Sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The World is Flat”, aktivitas merger dan akuisisi lintas negara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
.
Pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS membutuhkan biaya yang besar? Beberapa pihak sudah mengeluhkan besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa depan.
.
Kalo menurutku, KAP ato konsultan IFRS di Indonesia juga banyak yang belum menguasai aplikasi IFRS ini. Mereka langsung patok harga mahal karena tidak mengusai aplikasi IFRS pada perusahaan. Dalam artian, mereka kurang 'membumi' dalam penerapan IFRS itu. Jadi, kurang mempertimbangkan biaya dan manfaat. Ada beberapa transaksi tidak material pun diperhitungkan dalam penerapan IFRS. Hal inilah yang sering dikeluhkan orang. Bahkan untuk beberapa penerapan PSAK yang berbasis IFRS seperti PSAK 16, kami bisa melakukan sendiri tanpa konsultan dan telah diaudit tanpa koreksi signifikan. Sedangkan untuk PSAK 50 dan 55, kami juga bisa memilih konsultan dengan biaya murah. Memang, penguasaan akan bisnis perusahaan sangat penting bagi akuntan perusahaan agar perusahaan tidak perlu membayar mahal untuk konsultan IFRS.
.
Read more ...

Proses Tanggung Jawab Akuntansi

Tanggung jawab akuntansi merupakan konsep yang memandang organisasi dalam bagian atau sub-sistem bukan di sistem tunggal atau keseluruhan. Tentu saja, tujuan utamanya adalah untuk mencapai tujuan organisasi tapi itu tidak datang sekaligus. Jumlah prestasi adalah agregasi dari sektor individu medali.
Tanggung jawaban akuntansi  meliputi langkah-langkah berikut:

1 Mengidentifikasi Tanggung Jawab sistem
Dasar dari sistem tanggung jawab akuntansi adalah sebutan dari masing-masing sub-unit organisasi sebagai suatu jenis pusat tanggung jawab. Sebuah pusat tanggung jawab adalah sub-unit organisasi palungan yang bertanggung jawab atas hasil keuangan kegiatan khusus sub-unit. Kriteria penting untuk menciptakan pusat pertanggungjawaban adalah bahwa unit organisasi harus dipisahkan dan diidentifikasi untuk tujuan dan pengukuran kinerja yang beroperasi harus mungkin. Suatu organisasi dapat secara luas dibagi menjadi empat pusat tanggung jawab utama, pusat biaya, pusat pendapatan pusat laba dan pusat investasi.

2 Delegasi Of Authority Dan Tanggung Jawab Atau Desentralisasi
Untuk meningkatkan efisiensi manajerial dan operasional, palungan masing-masing subunit harus diberi wewenang dan tanggung jawab khusus untuk kegiatan divisi itu. Tidak ada yang bisa dimintai pertanggungjawaban tanpa memiliki tanggung jawab sebelum dan tanggung jawab selalu menyertai otoritas yang sesuai. Pusat tanggung jawab adalah pusat keputusan juga, dan keputusan membutuhkan kekuasaan atau wewenang.

3 Controllable Of the Obyek
Palungan dari pusat biaya dapat bertanggung jawab hanya untuk biaya, yang dikendalikan oleh dia. Oleh karena itu, merupakan bagian penting dari akuntansi pertanggungjawaban untuk mengidentifikasi biaya terkendali dan non-terkendali. Hal yang sama berlaku dalam kasus pendapatan, laba dan investasi.

4.Establishing Kriteria Evaluasi Kinerja
Tujuan utama o akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mengukur kinerja divisi atau subunit. Evaluasi kinerja adalah pengukuran tolok ukur apakah hasilnya diperoleh sebagai seharusnya atau tidak. Paling sering kriteria berikut diterapkan untuk evaluasi kinerja divisi.
* Standard Costing
* Kontrol Anggaran
* Profitabilitas rasio
* Penilaian tindakan

5. Pemilihan Basis Alokasi Biaya
Profitabilitas divisi sangat bergantung pada basis alokasi biaya overhead bersama dan overhead perusahaan. Berpindah dari satu metode lain dari alokasi biaya atas produk atau divisi, produk bijaksana perubahan profitabilitas ke banyak. Ingat bahwa untuk tujuan pengambilan keputusan, overhead dialokasikan tersebut harus diperlakukan dengan hati-hati dan dipahami dengan baik.
Read more ...

Responsibility Centers For Responsibility Accounting

1 Biaya Pusat 
Sebuah pusat biaya adalah sub-unit organisasi seperti departemen atau divisi, yang manager bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan dalam divisi tersebut. Misalnya, Departemen Power dan Airco dapat dapat didefinisikan sebagai cost center di Departemen Operasi dan Pemeliharaan di Amerika Perusahaan Telekomunikasi. Manajer pusat biaya bertanggung jawab atas biaya terkendali terjadi di departemen, tapi tidak bertanggung jawab untuk pendapatan, laba investasi di pusat itu. Sebuah pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input, tetapi tidak output diukur dalam nilai moneter. 

2 Pendapatan Pusat 
Seorang manajer pusat pendapatan bertanggung jawab atas pendapatan dikaitkan dengan sub-unit. Pusat Pendapatan adalah pusat tanggung jawab di mana manajer bertanggung jawab hanya untuk output keuangan dalam bentuk menghasilkan pendapatan penjualan. Sebuah pusat pendapatan ini palungan juga bertanggung jawab atas biaya penjualan seperti gaji penjualan orang ', komisi, dan biaya untuk menerima. 

3 Profit Center 
Keuntungan adalah selisih dari pendapatan selama total biaya. Oleh karena itu, manajer pusat laba yang bertanggung jawab atas pendapatan, biaya, dan keuntungan dari pusat. Sebuah pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana input diukur dalam hal biaya dan output diukur dalam hal pendapatan. 

4. Pusat Investasi 
Palungan pusat investasi bertanggung jawab untuk keuntungan divisi dan modal yang diinvestasikan digunakan oleh pusat untuk menghasilkan keuntungannya. Pusat Investasi mempertimbangkan tidak hanya biaya dan pendapatan, tetapi juga aset yang digunakan di divisi. Kinerja pusat investasi diukur dalam hal omset aset dan pengembalian modal yang digunakan
Read more ...

Konsep Dan Jenis Tingkat Kapasitas

Istilah 'kapasitas' berarti "kendala" atau batas atas. Menentukan tingkat yang tepat dari kapasitas adalah salah satu tugas yang paling menantang yang dihadapi manajer. Memiliki kapasitas terlalu banyak relatif terhadap permintaan berarti menimbulkan biaya yang cukup besar untuk kapasitas yang tidak terpakai. Memiliki kapasitas terlalu rendah berarti bahwa permintaan dari beberapa pelanggan mungkin terisi. Para pelanggan dapat pergi ke sumber pasokan lain dan tidak pernah kembali. Oleh karena itu, adalah sama penting untuk memahami konsep dan dampak tingkat kapasitas yang sesuai. 

Kapasitas teoritis 
Kapasitas teoritis adalah konsep denominator tingkat yang didasarkan pada produksi dengan efisiensi penuh sepanjang waktu. 
Misalnya, jika Everest industri baja dapat menghasilkan 15 unit lemari per shift ketika lini produksi beroperasi pada maksimum melesat dan jika pergeseran terdiri dari 8 jam kerja memberikan 3 shift per 24 jam sehari maka kapasitas teoritis tahunan adalah 15 unit x 3 shift x 360 hari = 16,200 unit. 

Kapasitas praktis 
Kapasitas Praktis adalah konsep denominator tingkat yang mengurangi kapasitas teoritis oleh gangguan yang tidak dapat dihindari operasi seperti jadwal waktu pemeliharaan, shutdowns untuk liburan dan sebagainya. Asumsikan bahwa tingkat produksi praktis adalah 12 unit per shift dan industri dapat berjalan 300 hari setahun, maka kapasitas tahunan praktis adalah 12 unit x 3 shift x 300 hari = 10.800 unit. 

Kapasitas normal 
Baik teoritis dan praktis mengukur kapasitas apa tanaman dapat menyediakan. Sebaliknya, kapasitas normal mengukur tingkat denominator dalam hal permintaan output dari pabrik. Utilisasi kapasitas normal adalah sebuah konsep berdasarkan tingkat utilisasi kapasitas yang menentukan permintaan pelanggan rata-rata selama periode waktu, yang mencakup musiman, faktor siklus dan tren. 

Kapasitas anggaran 
Kapasitas Anggaran adalah konsep denominator tingkat berdasarkan tingkat yang diharapkan dari penggunaan kapasitas untuk periode anggaran.
Read more ...

Rekonsiliasi Perbedaan Dalam Pendapatan Operasional Bersih Dalam Variabel Biaya Dan Penyerapan Biaya

Penghasilan yang dilaporkan dalam variabel costing dan penyerapan biaya yang berbeda. Hanya nilai yang berbeda dari persediaan di bawah dua laporan laba rugi biaya yang mengubah jumlah laba bersih. Kecuali nilai persediaan, kami tidak menemukan perbedaan lain. Sebagai ukuran kenaikan persediaan atau menurun sepanjang tahun, pendapatan yang dilaporkan berbeda dengan variabel dan penyerapan biaya. Ini hasil dari overhead tetap yang termasuk dalam penilaian persediaan di bawah biaya penyerapan tetapi dikeluarkan segera di bawah variable costing. Dalam penyerapan biaya overhead pabrik periode ini ditunda untuk tahun depan sedangkan di bawah variabel biaya itu dikeluarkan selama tahun yang sama. 

Selisih laba bersih 
= (Perubahan ukuran unit persediaan) x (Selisih biaya produk per unit) 

Perbedaan laba bersih adalah sama dengan perbedaan dalam ukuran nilai persediaan. Jadi dengan perubahan dalam ukuran persediaan, laba juga berubah.
Read more ...

Penilaian Atas Persediaan Barang Dalam Variable Costing Dan Penyerapan Biaya

Karena persediaan merupakan aset, perbedaan nilai persediaan mengubah ukuran pendapatan dan ukuran aset dalam neraca. Laporan laba rugi dan neraca keduanya dipengaruhi oleh nilai persediaan. Itulah sebabnya kita mendapatkan pendapatan yang berbeda dan aset kedua metode biaya. Biaya persediaan adalah biaya produk, yang berbeda di bawah dua sistem biaya seperti di bawah.
Nilai persediaan di bawah variable costing
= Biaya produksi bahan langsung Tenaga kerja langsung + Variabel
Nilai persediaan di bawah biaya penyerapan
= Bahan langsung + Tenaga kerja langsung + manufaktur variabel biaya + biaya produksi tetap
Persediaan barang jadi over-dinyatakan dalam penyerapan biaya karena termasuk salah satu elemen biaya lebih nilai persediaan daripada di bawah variable costing, yaitu biaya produksi tetap.
Read more ...

Penentuan Laba Dalam Absorption Costing Approach (ACA)

Laporan Laba Rugi Dalam  Absorption Costing Approach (ACA)

Kerja Catatan:
1 PCR = PCR sesuai variabel pendekatan + FMOR biaya
2 FMOR = Standar overhead manufaktur tetap / Standard output
3 Valuasi Saham = Unit X PCR
4. Kapasitas Variance = (AO-SO) X Fmor.
5. Non Mfg Biaya:
* Administrasi biaya overhead
* Biaya overhead yang Jual
* Distribusi
Keterangan ................................................. Jumlah ...............................
A. Pendapatan Penjualan (SU X SR) ......................................... ................. XXX
B. Jumlah Mfg. COGS
i. Bahan Langsung (AO X Rate) ........................................... ............... XXX
ii. Tenaga Kerja Langsung (AO X Rate) ........................................... .................. XXX
iii. Beban Langsung (AO X Rate) ........................................... ........... XXX
iv. Variabel Mfg. Overhead (AO X Rate) ........................................ XXX
v. Tetap Mfg. Overhead (AO X FMOR) ....................................... XXX ....
vi. Membuka stok barang jadi ............................................. ..... XXX
vii. Dikurangi: Menutup stok barang jadi ........................................ (XXX)
C. Disesuaikan Laba Kotor (AB) .......................................... .......... XXX
Tambahkan: Kapasitas Variance (Jika AO> SO) ........................................ ........ XXX
atau,
Dikurangi: Kapasitas Variance (Jika AO <SO) ........................................ ...... XXX
D. Disesuaikan Laba Kotor ............................................. ...................... XXX
Biaya E. Jumlah Non-Manufacturing
i. Variabel Non-Mfg. Biaya (SU X Rate) .......................................... XXX
ii. Tetap Non-Mfg. Biaya (Standard) .............................................. ..XXX
Laba Sebelum Pajak (DE) ........................................... ............... XXX
Di sini,
SU = Penjualan Unit, Tingkat SR = Penjualan, AO = output aktual, FMOR = Tetap Manufaktur Tingkat Overhead, Mfg. HPP = Biaya Produksi Dari Pokok, SO = Standard Output.
Read more ...

Menggunakan Variabel Sistem Biaya untuk Keperluan Manajemen Internal

Variabel sistem biaya banyak digunakan untuk keperluan manajemen internal dan bukan untuk pelaporan eksternal. Hal ini lebih berguna untuk mengambil pengambilan keputusan manajerial. Dengan demikian variabel sistem biaya berguna untuk: 

1 Perencanaan Laba 
Ini adalah teknik penyusunan dan menggunakan rencana operasional untuk tujuan mencapai target laba. Ini memberi fokus pada margin kontribusi yang memfasilitasi untuk memahami antar-hubungan antara biaya, volume dan laba. 
Variable costing membantu dalam menentukan impas penjualan serta tingkat penjualan di mana perusahaan akan mampu mencapai target profit. Variable costing juga membantu dalam mengevaluasi dampak dari perubahan volume, variabel dan biaya tetap dan campuran produk pada keuntungan. Margin kontribusi membuatnya nyaman dalam memilih produk yang paling menguntungkan, wilayah dan pelanggan. 

2 Kontrol Biaya 
Alat utama untuk mengendalikan biaya yang costing standar dan anggaran fleksibel. Sistem biaya ini pemisahaan biaya menjadi tetap dan variabel untuk tujuan pengendalian biaya. Jadi, perhatian diberikan kepada biaya tetap yang diperlakukan sebagai biaya periode dan dikurangi dari margin kontribusi untuk mendapatkan keuntungan. 

3 Pembuatan Keputusan 
Biaya yang terkait dengan produk memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan. Variabel mengidentifikasi biaya dan mengklasifikasikan biaya menjadi tetap dan biaya variabel dan memberikan informasi berharga untuk membuat keputusan. Biaya tetap, umumnya, menciptakan masalah dalam pengambilan keputusan karena kesulitan dalam alokasi mereka. Dalam variabel costing, mereka diasumsikan tetap konstan dan tidak dianggap relevan dalam pengambilan keputusan. Biaya tetap diperlakukan sebagai biaya periode dan margin kontribusi atas biaya tetap adalah keuntungan. Dalam keputusan yang melibatkan alternatif pilihan, alternatif satu dengan margin kontribusi tertinggi dipilih. Daerah keputusan dimana variable costing sangat berguna dan relevan keputusan penentuan harga, membuat atau membeli keputusan, keputusan bauran produk dll 

4. Harga Keputusan 
Variable costing membantu manajemen untuk fiksasi harga, volume atau penjualan campuran sebagai variabel biaya jelas mengidentifikasi alasan fluktuasi laba ini disebabkan fluktuasi penjualan daripada produksi. Selain itu, juga membantu dalam mengevaluasi kinerja berbagai departemen dari perusahaan yang menghasilkan pendapatan.
Read more ...

Fitur Sistem Variabel Biaya

Fitur Sistem Variabel Biaya

1 Costing variabel membedakan kelebihan manufaktur menjadi tetap dan variabel. Biaya variabel diperlakukan sebagai biaya produk dan biaya tetap diperlakukan sebagai biaya periode.

2 Costing variabel tidak menunjukkan perbedaan dalam biaya unit rata-rata produksi dengan fluktuasi output.

3 Unit biaya produksi berkurang dengan peningkatan tingkat output konstan karena biaya tetap.

4. terpisah dari biaya campuran ke dalam proporsi tetap dan variabel.

5. Costing variabel membantu dalam prosedur yang menyediakan informasi dan data yang diperlukan pengambilan keputusan.

Biaya tetap seperti sewa, penyusutan, gaji dll, bahkan jika tidak terjadinya produksi. Jadi, mereka tidak dianggap biaya produk dan diperlakukan sebagai biaya periode. Oleh karena itu biaya tetap diperlakukan sebagai beban periode. Mereka tidak dapat dialihkan kepada periode berikutnya dengan demikian mereka tidak termasuk dalam persediaan.
Read more ...

Keuntungan Dan Kekurangan Dari Penyerapan Sistem Biaya

Keuntungan Dari Penyerapan Sistem Biaya 
Berikut ini adalah keuntungan utama dari penyerapan sistem biaya:

1 Penyerapan costing mengakui biaya tetap dalam biaya produk. Karena cocok untuk menentukan harga produk. Penentuan harga berdasarkan costing penyerapan memastikan bahwa semua biaya ditutupi.

2 Penyerapan biaya akan menunjukkan perhitungan laba benar dari variable costing dalam situasi di mana produksi dilakukan untuk penjualan di masa mendatang (misalnya. Produksi musiman dan penjualan musiman).

3 Penyerapan biaya sesuai dengan akrual dan pencocokan konsep akuntansi yang memerlukan pencocokan biaya dengan pendapatan untuk periode akuntansi tertentu.

4. Penyerapan costing telah diakui untuk tujuan pembuatan laporan eksternal dan untuk tujuan penilaian saham.

5. Penyerapan costing menghindari memisahkan biaya menjadi elemen-elemen tetap dan variabel.

6 Alokasi dan pembagian biaya overhead pabrik tetap ke pusat biaya membuat manajer lebih sadar dan bertanggung jawab atas biaya dan layanan yang diberikan kepada orang lain.

Kekurangan Dari Penyerapan Sistem Biaya 

1 Penyerapan biaya tidak berguna untuk pengambilan keputusan. Ini mempertimbangkan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya produk yang meningkatkan biaya produksi. Akibatnya, itu tidak membantu dalam menerima khusus menawarkan harga untuk produk. Berbagai jenis masalah manajerial yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dapat diselesaikan hanya dengan bantuan variabel sistem biaya.

2 Penyerapan biaya tidak membantu mengendalikan fungsi biaya dan perencanaan dan pengendalian. Hal ini tidak berguna dalam memperbaiki tanggung jawab untuk timbulnya biaya. Hal ini tidak praktis untuk menahan manajer bertanggung jawab untuk biaya lebih dari yang ia tidak terkontrol.

3 Beberapa biaya produk saat ini dapat menghapus dari laporan laba rugi dengan memproduksi untuk persediaan. Dengan demikian, manajer yang dievaluasi berdasarkan pendapatan operasional sementara dapat meningkatkan profitabilitas dengan meningkatkan produksi.
Read more ...

Keuntungan Dan Kekurangan Dari Variabel Sistem Biaya

Keuntungan utama dari variable costing adalah sebagai berikut:

1 costing Variable mudah dimengerti dan digunakan. Hal ini berlaku untuk penetapan biaya standar dan kontrol anggaran.

2 Perhitungan penutupan saham atas dasar variabilitas biaya tidak akan memfasilitasi transfer bagian dari biaya tetap untuk periode berikutnya.

3 Tidak perlu perhitungan unit biaya tetap, atas dan di bawah penyerapan overhead tetap karena kontribusi margin atas dan di atas biaya tetap adalah margin keuntungan.

4. variabel sistem biaya, laba dihitung berdasarkan volume penjualan daripada unit produksi.

5. Variabel sistem biaya membantu manajemen untuk mengambil keputusan rasional menganalisis efek dari penjualan dan kebijakan produksi.

6. Sistem biaya variabel berkonsentrasi manajemen pada pengendalian biaya terkendali yaitu biaya langsung dan menghindari ketegangan mengalokasikan biaya tetap tanpa mengambil dasar apapun.

7 Costing variable membantu manajemen untuk mengambil keputusan rasional tentang perencanaan laba dan pengendalian biaya.


Kelemahan utama dari variabel sistem biaya adalah sebagai berikut:

1 Kesulitan dalam memisahkan biaya overhead ke dalam biaya tetap dan variabel.

2 Hal ini tidak dibenarkan untuk mengecualikan biaya overhead pabrik tetap dari persediaan.

3. Melebarkan fluktuasi keuntungan karena permintaan musiman.

4. Costing variabel tidak berguna untuk perencanaan jangka panjang dan pengambilan keputusan.

5. Costing variabel tidak dapat diterima untuk tujuan pelaporan eksternal.
Read more ...

Karakteristik Entrepreneurship

Entrepreneurship memiliki karakteristik sebagai berikut:

1 Membuat Usaha Baru
Entrepreneurship berkaitan dengan penciptaan usaha baru dengan ide-ide baru. Usaha tersebut dimulai sebagai usaha kecil untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi di pasar. Maskapai usaha baru menghasilkan sesuatu yang baru dari nilai, menciptakan pasar baru dan pelanggan baru.

2 Kerja Keras dan Komitmen
Entrepreneurship membutuhkan kerja keras dan komitmen melalui pengabdian waktu dan upaya. Kerja keras dengan semangat yang dibutuhkan untuk membuat ide-ide baru, mengembangkan rencana, penentuan sumber daya yang diperlukan. Pengusaha memiliki rasa tanggung jawab pribadi dan tingkat energi yang tinggi.

3 Asumsi Risiko
Entrepreneurship melibatkan asumsi risiko yang berarti kemungkinan kerugian. Perkiraan probabilitas dari hasil situasi risiko yang dibuat untuk menghitung risiko. Umumnya, usaha baru cenderung memiliki risiko tinggi dan tingkat kegagalan yang tinggi. Resiko keuangan, resiko karir, risiko sosial dan risiko psikis yang terlibat dalam kewirausahaan.

4. Mendapatkan Imbalan
Hasil Entrepreneurship dalam menuai penghargaan. Imbalan dapat manfaat moneter dalam hal keuntungan atau non-moneter manfaat dalam hal kepuasan pribadi, pengembangan diri, ketenaran, reputasi dan kemandirian dalam pekerjaan. Hadiah uang berfungsi sebagai simbol prestasi dan penghargaan non-moneter memberikan kesempatan untuk memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan sosial dan mendapatkan pengakuan sosial.
Read more ...

Fungsi dari Enterpreneur

Kualitas kewirausahaan terdiri dari visi, inspirasi, kreativitas, pengambilan risiko dan orientasi prestasi. Seorang pengusaha adalah individu yang visioner yang mengambil risiko dengan memulai usaha baru melalui perakitan dan mengkoordinasikan berbagai sumber daya demi imbalan pasti. 
Pengusaha melakukan beberapa fungsi untuk melakukan kegiatan mereka. Fungsi penting dari seorang pengusaha adalah sebagai berikut: 

1 Perencanaan 
Perencanaan adalah menetapkan masa depan yang menargetkan untuk mengkonversi ide baru menjadi kenyataan. Dengan perencanaan, pengusaha melaksanakan fungsi-fungsi berikut: 

Menetapkan tujuan 
Tujuan tersebut ditetapkan untuk usaha baru yang dapat dalam hal pertumbuhan, keuntungan, kepemimpinan dan jasa. Tujuan tersebut ditetapkan untuk jangka panjang. 

Mengembangkan rencana bisnis 
Rencana bisnis dikembangkan untuk usaha baru yang terdiri dari rencana aksi yang berhubungan dengan produksi, pemasaran dan keuangan. Rencana kontinjensi dikembangkan untuk mengatasi risiko. 

2 Pengorganisasian 
Pengorganisasian menetapkan struktur untuk usaha baru. Melalui pengorganisasian, pengusaha melaksanakan fungsi-fungsi berikut: 

Pengelompokan tugas 
Tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan mereka dikelompokkan ke dalam posisi. Wewenang dan tanggung jawab masing-masing jabatan didirikan. 

Koordinasi 
Koordinasi adalah kunci keberhasilan kewirausahaan. Jadi, mekanisme yang dibentuk untuk mencapai keselarasan. 

3 sumber Memobilisasi 
Pengusaha menentukan sumber daya yang diperlukan dan memobilisasi mereka. Sumber dapat berupa: 

Sumber daya keuangan 
Sumber daya keuangan didapat dari pengusaha yang ada atau dapat dimobilisasi dari teman, kerabat, bank atau sumber lain. 

Sumber daya manusia 
Pengusaha memperoleh sumber daya yang dibutuhkan manusia untuk mengisi posisi keatas yang disediakan dalam struktur organisasi. 

Sumber daya teknologi 
Pengusaha berurusan dengan teknologi baru. Mereka membangun fasilitas produksi dan pengadaan mesin dan peralatan. Mereka meng-upgrade teknologi untuk mengikuti perubahan teknologi. 

4. Relationship Management 
Pengusaha mengelola berbagai hubungan yang adalah sebagai berikut: 

Hubungan pertukaran 
Mereka terkait dengan pengadaan input dan pemasaran output. Hubungan ini terutama berkaitan dengan pemasok dan pelanggan. Hubungan Bursa adalah berorientasi bisnis. 

Hubungan profesional 
Pengusaha mengelola hubungan profesional dalam usaha itu. Hal ini penting untuk memotivasi karyawan untuk produktivitas yang lebih tinggi. Mereka menyediakan kepemimpinan dan mengatasi masalah ketenagakerjaan. Yang berhubungan dengan karyawan, bankir, perusahaan asuransi, akuntan, pengacara, dan konsultan. 

Hubungan pemerintah 
Pengusaha mengelola hubungan dengan instansi pemerintah dan peraturan untuk mendapatkan izin, fasilitas, pendanaan dan konsesi pajak. Berurusan dengan birokrasi publik adalah fungsi penting dari pengusaha. 

Hubungan sosial 
Keanggotaan dalam klub, asosiasi profesi dan hubungan dengan masyarakat setempat ini digunakan untuk mengelola hubungan sosial. 

5. Kontrol 
Kontrol adalah pengukuran dan koreksi kinerja untuk mencapai anak kuda dari usaha baru yang didasarkan pada umpan balik. Pengendalian dapat berupa: 

Kontrol keuangan 
Pengusaha memastikan alokasi yang tepat dan pemanfaatan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk mengendalikan biaya dan meminimalkan pemborosan. 

Pengendalian produksi 
Pengusaha mencapai kombinasi yang tepat dari input untuk produksi. Kontrol kualitas terjamin dan efisiensi ditingkatkan. 

Kontrol manajerial 
Pengusaha memastikan kontrol manajemen dalam usaha baru. Mereka membuat keputusan-keputusan kunci sendiri untuk memecahkan masalah.
Read more ...