KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)
                     
PENGERTIAN DIVIDEN dan KEBIJAKAN DIVIDEN 
Dividen : Yaitu  Proporsi Laba atau Keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang
               saham dalam   jumlah   yang sebanding  dengan jumlah lembar saham yang
               dimilikinya.
Kebijakan Dividen : suatu keputusan apakah laba yang diperoleh  perusahaan pada akhir 
                                tahun akan dibagi kepada pemegang saham  dalam bentuk dividen
                                atau ditahan di dalam perusahaan untuk menambah modal guna
                                membiayai kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang.

6.2. JENIS-JENIS  DIVIDEN
a
Cash dividen
Cash dividen merupakan pembayaran dividen yang dilakukan secara tunai kepada para pemegang saham. Kebijakan pembayaran dividen ini diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
   
b
Property Dividend
Property Dividend adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun modal dalam perusahaan ). Perusahaan  memberikan Property Dividend  biasanya karena tidak memiliki uang tunai , atau seluruh dananya sudah diinvestasikan dalam berbagai alternative .

c
Liquidating dividend
Liquidating Dividend adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham , dimana sebagian dari jumlah tersebut merupakan cash dividen, dan sisanya merupakan cicilan  atas pengembalian modal yang diinvestasikan para pemegang saham 

d
Stock Dividend
Stocks dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.  Dividen seperti ini biasanya disebut Saham Bonus

6.3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
a
Posisi Likuiditas Perusahaan
Kebijakan perusahaan  dalam membayar dividen perlu didukung oleh kemampuannya memiliki uang tunai . Bila perusahaan memiliki uang tunai yang cukup, maka perusahaan dapat membayar dividen secara tunai.

b.
Kebutuhan Dana untuk membayar Hutang ( Solvabilita perusahaan)
Bila perusahaan memiliki uang tunai, salah satu alternative yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah membayar hutang yang dimiliki perusahaan. 

c
Tingkat perluasan perusahaan & Kesempatan Investasi
d
Stabilitas Pendapatan
e
Pengawasan terhadap Perusahaan

 6.4.  KEBIJAKAN ALTERNATIF  DIVIDEN
        Pemberian dividen secara tunai (cash dividend) dapat dilakukan melalui beberapa cara:
a.       
Kebijakan pemberian dividen yang stabil
Besarnya dividen yang diberikan kepada pemegang saham jumlahnya tidak mengalami perubahan (stabil).Artinya berapapun jumlah keuntungan/kerugian yang dialami perusahaan, jumlah dividen yang dibayarkan tidak mengalami perubahan.


B
Kebijakan pemberian dividen yang meningkat
Dengan kebijakan ini perusahaan membayarkan dividen dengan jumlah yang meningkat secara proporsional sesuai dengan besaran  pertumbuhan yang
ditetapkan.

c

Kebijakan dividen dengan ratio konstan
Jumlah  dividen yang diberikan kepada investor dipengaruhi oleh besar kecilnya %   yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jadi jumlah nominalnya akan berubah sesuai dengan jumlah laba yang diperoleh, tapi secara % ( dividend payout ratio) jumlahnya tetap.

d
Kebijakan dividen regular yang rendah plus ekstra
Jumlah dividen yang diberikan berubah-ubah sesuai jumlah keuntungan yang diperoleh. Semakin besar keuntungan yang diperoleh, maka ektranyapun semakin besar. Tapi pada saat perusahaan tidak memperoleh keuntungan, investor masih mendapatkan cash dividen, hanya jumlahnya relative kecil/rendah.

6.5. TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN
1
Teori Dividend Tidak Relevan
Menurut Modigliani dan Miller, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividen yang dibayarkan (Dividend Payout Ratio /DPR), tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadu menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini hanya berlaku dalam kondisi :
a.       Pasar Modal sempurna dimana setiap investor adalah rasional
b.      Tidak ada biaya emisi saham baru
c.       Tidak ada pajak,
d.      Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah.

2
Teori The Bird in the hand
Teori ini menyatakan bahwa  “ biaya modal sendiri perusahaan akan naik bila DPR rendah karena investor lebih tertarik menerima dividend daripada  capital gain.

3
Teori Perbedaan Pajak
Karena adanya pajak ternadap dividend dan capital gain, maka investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak ( pajak dibayar kalau saham dijual)

4
Teori Signalling Hypothesis
Dalam teori ini  Modigliani & Miller mengatakan bahwa kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan “sinyal” kepada investor bahwa manajemen  meramalkan suatu penghasilan yang baik dividen dimasa yang akan datang, demikian pula sebaliknya.

5
Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.

6.6. STOCK DIVIDEND, STOCK SPLIT DAN REPURCHASING OF STOCK
  a     
STOCK DIVIDEND
Yaitu : Pembayaran dividend kepada pemegang saham tidak berupa uang tunai
            (cash dividend) tapi  dalam bentuk saham
 Pemberian dividend dengan cara “stock dividend” tidak akan merubah jumlah modal Sendiri (baik bagi perusahaan maupun bagi investor), tapi hanya  akan merubah  “ Struktur Modal Sendiri”  dari perusahaan tersebut.





Contoh :
Berikut Data Modal Sendiri PT AU AH :
Saham Biasa                 1000.000 lbr x  Rp 5000  = Rp 5.000.000.000
Agio Saham                  1000.000 lbr X Rp 500     = Rp     500.000.000            
Laba Ditahan                                                            =  Rp  1.000.000.000       
Jml Modal Sendiri                                                   =   Rp  6.500.000.000


Bila perusahaan membayar dividen dengan saham (stock dividend) sebesar 10% (20%)  senilai Rp 500. Jt :
a.       Bagaimana pengaruhnya terhadap struktur modal perusahaan ?
b.      Bila Tn Cepot memiliki 100.000 lbr saham, bagaimana pengaruhnya terhadap kekayaannya ??


b

STOCK SPLITS
Yaitu : Pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah yang lebih banyak dengan 
            pengurangan harga nominal perlembar secara proporsional
Sama halnya seperti Stock Splits, Stock Dividend juga tidal mempengaruhi jumlah Modal Sendiri, tapi hanya merubah jumlah kepemilikan saham pada investor

Berikut Data Modal Sendiri PT AU AH  sebelum Stock Splits :
Saham Biasa                 1000.000 lbr x  Rp 5000  = Rp 5.000.000.000
Agio Saham                  1000.000 lbr X Rp 500     = Rp     500.000.000            
Laba Ditahan                                                            =  Rp  1.000.000.000       
Jml Modal Sendiri                                                   =   Rp  6.500.000.000
a.      Bila perusahaan melakukan stock splits  1:2 ( two to one stock splits) atau (1:5)  , bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan ?


c
REPURCHASING OF  STOCKS
Yaitu : penarikan  kembali saham yang beredar di masyarakat, dengan cara membelinya dari para investor pemegang saham.
Penarikan Saham seperti ini biasanya dilakukan oleh pihak perusahaan apabila kesempatan untuk investasi berkurang atau tidak ada. 
Apabila perusahaan memiliki kelebihan dana (menganggur), baik diakibatkan karena tingkat keuntungan yang meningkat dan  atau kesempatan investasi tidak ada, maka alternative yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan adalah :
1.       Membayar Hutang
2.       Membayar Dividend
3.       Menarik kembali Saham yang beredar di masyarakat , dengan cara :
-. Tender Offer ( Over The Counter) yaitu mengumumkan penarikan saham 
    langsung kepada masyarakat  
-. Pembelian di Bursa yaitu melakukan penarikan dengan cara membeli
    saham yang beredar yang diperdagangkan di lantai bursa.

Untuk menarik investor agar bersedia menjual sahamnya , maka perusahaan harus menawarkan harga saham yang wajar ( Equilibriun Market) , yaitu dengan cara :

                     EMP = P =  Px   +   

 Keterangan : EMP  = Equilibrium Market Price
                            P     = Harga yang ditawarkan
                            Px   = Harga Pasar            
         
Contoh :
PT AU AH memperoleh laba bersih setelah pajak (EAT) Rp 750 jt, dengan dividend pay out ratio (DPR)  50% dan Price Earning Ratio (PER)  15x  ( atau 20x), berapa harga pasar yang wajar ?











+
















Read more ...

Adopsi IFRS

Mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Suatu perusahaan, tentunya, akan memiliki daya saing lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan keuangannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global.
.
Di seluruh dunia, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni Eropa (ya iyalah), Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hong Kong, Filipina dan Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya.
.
                                                     Contoh IFRS Timeline for Adoption
.
Di Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan hal yang sangat penting. Perubahan tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK, atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi “kompetensi wajib-baru” bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan akuntan pendidik. Mampukah para akuntan menghadapi perubahan yang secara terus-menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global terhadap informasi keuangan? Bagaimanakah persiapan Indonesia untuk IFRS ini?
.
Sejak tahun 2004, IAI telah melakukan harmonisasi antara PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai pada 2012. Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas bisnis di Indonesia.
.
Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi, lintas negara. Sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di Indonesia, misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The World is Flat”, aktivitas merger dan akuisisi lintas negara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
.
Pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS membutuhkan biaya yang besar? Beberapa pihak sudah mengeluhkan besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa depan.
.
Kalo menurutku, KAP ato konsultan IFRS di Indonesia juga banyak yang belum menguasai aplikasi IFRS ini. Mereka langsung patok harga mahal karena tidak mengusai aplikasi IFRS pada perusahaan. Dalam artian, mereka kurang 'membumi' dalam penerapan IFRS itu. Jadi, kurang mempertimbangkan biaya dan manfaat. Ada beberapa transaksi tidak material pun diperhitungkan dalam penerapan IFRS. Hal inilah yang sering dikeluhkan orang. Bahkan untuk beberapa penerapan PSAK yang berbasis IFRS seperti PSAK 16, kami bisa melakukan sendiri tanpa konsultan dan telah diaudit tanpa koreksi signifikan. Sedangkan untuk PSAK 50 dan 55, kami juga bisa memilih konsultan dengan biaya murah. Memang, penguasaan akan bisnis perusahaan sangat penting bagi akuntan perusahaan agar perusahaan tidak perlu membayar mahal untuk konsultan IFRS.
.
Read more ...

Proses Tanggung Jawab Akuntansi

Tanggung jawab akuntansi merupakan konsep yang memandang organisasi dalam bagian atau sub-sistem bukan di sistem tunggal atau keseluruhan. Tentu saja, tujuan utamanya adalah untuk mencapai tujuan organisasi tapi itu tidak datang sekaligus. Jumlah prestasi adalah agregasi dari sektor individu medali.
Tanggung jawaban akuntansi  meliputi langkah-langkah berikut:

1 Mengidentifikasi Tanggung Jawab sistem
Dasar dari sistem tanggung jawab akuntansi adalah sebutan dari masing-masing sub-unit organisasi sebagai suatu jenis pusat tanggung jawab. Sebuah pusat tanggung jawab adalah sub-unit organisasi palungan yang bertanggung jawab atas hasil keuangan kegiatan khusus sub-unit. Kriteria penting untuk menciptakan pusat pertanggungjawaban adalah bahwa unit organisasi harus dipisahkan dan diidentifikasi untuk tujuan dan pengukuran kinerja yang beroperasi harus mungkin. Suatu organisasi dapat secara luas dibagi menjadi empat pusat tanggung jawab utama, pusat biaya, pusat pendapatan pusat laba dan pusat investasi.

2 Delegasi Of Authority Dan Tanggung Jawab Atau Desentralisasi
Untuk meningkatkan efisiensi manajerial dan operasional, palungan masing-masing subunit harus diberi wewenang dan tanggung jawab khusus untuk kegiatan divisi itu. Tidak ada yang bisa dimintai pertanggungjawaban tanpa memiliki tanggung jawab sebelum dan tanggung jawab selalu menyertai otoritas yang sesuai. Pusat tanggung jawab adalah pusat keputusan juga, dan keputusan membutuhkan kekuasaan atau wewenang.

3 Controllable Of the Obyek
Palungan dari pusat biaya dapat bertanggung jawab hanya untuk biaya, yang dikendalikan oleh dia. Oleh karena itu, merupakan bagian penting dari akuntansi pertanggungjawaban untuk mengidentifikasi biaya terkendali dan non-terkendali. Hal yang sama berlaku dalam kasus pendapatan, laba dan investasi.

4.Establishing Kriteria Evaluasi Kinerja
Tujuan utama o akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk mengukur kinerja divisi atau subunit. Evaluasi kinerja adalah pengukuran tolok ukur apakah hasilnya diperoleh sebagai seharusnya atau tidak. Paling sering kriteria berikut diterapkan untuk evaluasi kinerja divisi.
* Standard Costing
* Kontrol Anggaran
* Profitabilitas rasio
* Penilaian tindakan

5. Pemilihan Basis Alokasi Biaya
Profitabilitas divisi sangat bergantung pada basis alokasi biaya overhead bersama dan overhead perusahaan. Berpindah dari satu metode lain dari alokasi biaya atas produk atau divisi, produk bijaksana perubahan profitabilitas ke banyak. Ingat bahwa untuk tujuan pengambilan keputusan, overhead dialokasikan tersebut harus diperlakukan dengan hati-hati dan dipahami dengan baik.
Read more ...

Responsibility Centers For Responsibility Accounting

1 Biaya Pusat 
Sebuah pusat biaya adalah sub-unit organisasi seperti departemen atau divisi, yang manager bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan dalam divisi tersebut. Misalnya, Departemen Power dan Airco dapat dapat didefinisikan sebagai cost center di Departemen Operasi dan Pemeliharaan di Amerika Perusahaan Telekomunikasi. Manajer pusat biaya bertanggung jawab atas biaya terkendali terjadi di departemen, tapi tidak bertanggung jawab untuk pendapatan, laba investasi di pusat itu. Sebuah pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input, tetapi tidak output diukur dalam nilai moneter. 

2 Pendapatan Pusat 
Seorang manajer pusat pendapatan bertanggung jawab atas pendapatan dikaitkan dengan sub-unit. Pusat Pendapatan adalah pusat tanggung jawab di mana manajer bertanggung jawab hanya untuk output keuangan dalam bentuk menghasilkan pendapatan penjualan. Sebuah pusat pendapatan ini palungan juga bertanggung jawab atas biaya penjualan seperti gaji penjualan orang ', komisi, dan biaya untuk menerima. 

3 Profit Center 
Keuntungan adalah selisih dari pendapatan selama total biaya. Oleh karena itu, manajer pusat laba yang bertanggung jawab atas pendapatan, biaya, dan keuntungan dari pusat. Sebuah pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana input diukur dalam hal biaya dan output diukur dalam hal pendapatan. 

4. Pusat Investasi 
Palungan pusat investasi bertanggung jawab untuk keuntungan divisi dan modal yang diinvestasikan digunakan oleh pusat untuk menghasilkan keuntungannya. Pusat Investasi mempertimbangkan tidak hanya biaya dan pendapatan, tetapi juga aset yang digunakan di divisi. Kinerja pusat investasi diukur dalam hal omset aset dan pengembalian modal yang digunakan
Read more ...